GEOGRAPI - Analisis Peta Tata Guna Lahan




1. SLEMAN
     # Daerah ini memiliki tanah berjenis Regosol (tergolong ke dalam tanah jenis 1) yang diamana , merupakan jenis tanah yang merupakan butiran kasar yang berasal dari meterial erupsi gunung berapi. Dengan demikian tanah regosol merupakan salah satu hasil dari peristiwa vulkanisme. Tanah regosol merupakan tanah yang berupa tanah aluvial yang diendapkan. Seperti jenis tanah lainnya, tanah regosol merupakan tanah yang menyimpan materi berupa abu vulkanik dan juga pasir vulkanik.
Adapun ciri - ciri tanah ini (Regosol) sbb:
• Mempunyai butiran- butiran kasar
• Belum menampakkan adanya lapisan horisontal
• Mempunyai variasi warna, yakni merah, kuning, coklat kemerahan, coklat, serta coklat kekuningan. Sebenarnya warna- warna yang berbeda- beda ini tergantung pada material yang dikandungnya.
• Peka terhadap erosi
• Kaya unsur hara
• Cenderung gembur
      # Jenis Lereng Nya pun termasuk ke dalam golongan 2 yang dimana memiliki kecuraman antara 8 - 15 % 
       #Daerah ini memiliki curah hujan sangat Ekstrem lebih dari 2250 mm/hari  ,yang dimana dalam 1 mm curah hujan = 1 liter air per m² .
((
Sekarang dari mana bisa diketahui bahwa 1 mm = 1 liter air per m2?
-       Berat jenis air = 1 kg/m3
-       1 m3  = 1000 mm (panjang) x 1000 mm (lebar) x 1000 mm (tinggi)
-       1 m3  = 1000 liter
-       Untuk memenuhi wadah sebesar itu, maka air yang harus diisi harus setinggi 1 m (1000 mm)
-       Setiap 1 liter air yang ditambahkan ke wadah akan mengisi permukaan wadah setinggi 1 mm, karena BJ air tadi yang 1 kg/m3. Lain lagi ceritanya jika yang diisikan adalah minyak.
-       Jadi dapat disimpulkan bahwa 1 mm tinggi air = 1 liter /m2))
*Jadi kesimpulannya Kemampuan Lahan  untuk daerah Sleman Termasuk kedalam Kelas (III).
Tanah-tanah dalam kelas III mempunyai hambatan yang berat yang mengurangi pilihan pengunaan atau memerlukan tindakan konservasi khusus atau keduanya. Tanah-tanah dalam lahan kelas III mempunyai pembatas yang lebih berat dari tanah-tanah kelas II dan jika digunakan bagi tanaman yang memerlukan pengolahan tanah, tindakan konservasi yang diperlukan biasanya lebih sulit diterapkan dan dipelihara. Lahan kelas III dapat digunakan untuk tanaman semusim dan tanaman yang memerlukan pengolahan tanah, tanaman rumput, padang rumput, hutan produksi, hutan lindung dan suaka marga satwa.

Hambatan yang terdapat pada tanah dalam lahan kelas III  membatasi lama penggunaannya bagi tanaman semusim, waktu pengolahan, pilihan tanaman atau kombinasi pembatas-pembatas tersebut. Hambatan atau ancaman kerusakan mungkin disebabkan oleh salah satu  atau beberapa hal berikut: (1) lereng yang agak miring atau bergelombang (>8 – 15%), (2) kepekaan erosi agak tinggi sampai tinggi atau telah mengalami erosi sedang, (3) selama satu bulan setiap tahun dilanda banjir selama waktu lebih dari 24 jam, (4) lapisan bawah tanah yang permeabilitasnya agak cepat, (5) kedalamannya dangkal terhadap batuan, lapisan padas keras (hardpan), lapisan padas rapuh (fragipan) atau lapisan liat padat (claypan) yang membatasi perakaran dan kapasitas simpanan air, (6) terlalu basah  atau masih terus jenuh air setelah didrainase, (7) kapasitas menahan air rendah, (8) salinitas atau kandungan natrium sedang, (9) kerikil dan batuan di permukaan sedang, atau (1) hambatan iklim yang agak besar.

2.KULON PROGO

  #Daerah ini memiliki tanah Berjenis Sebagian Latosol dan sebagian lagi Grumosol. Yang dimana tanah Latosol ,Tanah latosol atau tanah insepticol merupakan tanah yang mempunyai lapisan solum. Lapisan solum yang dimiliki oleh tanah latosl ini cenderung tebal dan bahkan sangat tebal. Lapisan solum tanah ini antara 130 cm hingga 5 meter dan bahkan lebih. Batas horison dari tanah ini tidaklah begitu terlihat jelas. 
Tanah ini memiliki Ciri ciri :

• Memiliki solum tanah yang agak tebal hingga tebal, yakni mulai sekitar 130 cm hingga lebih dari 5 meter.
•Tanahnya berwarna merah, coklat, hingga kekuning- kuningan
•Tekstur tanah pada umumnya adalah liat
•Struktur tanah pada umumnya adalah remah dengan konsistensi gembur
•Memiliki pH 4,5 hingga 6,5, yakni dari asam hingga agak asam
•Memiliki bahan organik sekitar 3% hingga 9%, namun pada umumnya hanya 5% saja
•Mengandung unsur hara yang sedang hingga tinggi. unsur hara yang terkandung di dalam tanah bisa dilihat dari warnanya. Semakin merah warna tanah maka unsur hara yang terkandung adalah semakin sedikit.
•Mempunyai infiltrasi agak cepat hingga agak lambat
•Daya tanah air cukup baik
•Lumayan tahan terhadap erosi tanah
   Adapaun kandungan Tanah latosol :
•Memiliki solum tanah yang tebal
•Bahan organik rata- rata sebesar 5%
•Unsur hara sedang hingga tinggi
   Tanaman yang dapat tumbuh (Tebu, kakao,tembakau,panili)

Adapun tanah jenis grumusol merupakan tanah yang terbentuk dari batuan induk kapur dan tuffa vulkanik yang umumnya bersifat basa sehingga tidak ada aktivitas organik didalamnya. Hal inilah yang menjadikan tanah ini sangat miskin hara dan unsur organik lainnya. Sifat kapur itu sendiri yaitu dapat menyerap semua unsur hara di tanah sehingga kadar kapur yang btinggi dapat menjadi racun bagi tumbuhan.
Adapun karakteristiknya :
• bertekstur lempung
•Tekstur lapisan atas dan bawah berbeda 
•Tidak memiliki horizon eluviasi dan iluviasi (
•Koefisien pemuaian tinggi Karena memiliki sifat yang liat, maka pada tanah grumusol tidak terdapat lapisan yang berguna untuk tempat pencucian unsur-unsur tanah)
• kandungan organik rendah

Meskipun memiliki sifat dan karakteristik yang tidak begitu menguntungkan, tanah grumusol masih menyimpan prospek salah satunya untuk areal persawahan. Namun sebelumnya harus memperhatikan aspek-aspek pendukung seperti drainase yang baik dan jaringan irigasi yang memadai dengan tujuan untuk mengurangi dampak negatif dan kekurangan tanah grumusol ini.
# Adapaun Jenis lereng yang terdapat di daerah kulonprogo ini cukup curam  berkisaran 15 - 25 %

# kemudian untuk curah hujan nya 
Cukup ekstrem yaitu 2250 mm /hari
(
Curah hujan dihitung dengan satuan mm (milimeter), yaitu tinggi air yang tertampung pada area seluas 1m x 1m alias 1 meter persegi (m2). Jadi curah hujan 1 mm adalah jumlah air yang turun dari langit sebanyak 1 mm x 1m x 1m = 0,001 m3 = 1 liter.)

#Kesimpulan nya Kemampuan lahan pada daerah ini termasuk kedalam kelas (IV) 
Hambatan dan ancaman kerusakan pada tanah-tanah di dalam lahan kelas IV lebih besar dari pada tanah-tanah di dalam kelas  III, dan pilihan tanaman juga lebih terbatas. Jika digunakan untuk tanaman semusim diperlukan pengelolaan yang lebih  hati-hati dan tindakan konservasi yang lebih sulit diterapkan dan dipelihara, seperti teras bangku, saluran bervegatasi dan dam penghambat, disamping tindakan yang dilakukan untuk memelihara kesuburan dan kondisi fisik tanah. Tanah di dalam kelas IV dapat digunakan untuk tanaman semusim dan tanaman pertanian dan pada umumnya, tanaman rumput, hutan produksi, padang penggembalaan, hutan lindung dan cagar alam.

Hambatan atau ancaman kerusakan tanah-tanah di dalam kelas IV disebabkan oleh salah satu atau kombinasi faktor-faktor berikut: (1) lereng yang miring atau berbukit (> 15% – 30%), (2) kepekaan erosi yang sangat tinggi, (3) pengaruh bekas erosi yang agak berat yang telah terjadi, (4) tanahnya dangkal, (5) kapasitas menahan air yang rendah, (6) selama 2 sampai 5 bulan dalam setahun dilanda banjir yang lamanya lebih dari 24 jam, (7) kelebihan air bebas dan ancaman penjenuhan atau penggenangan terus terjadi setelah didrainase (drainase buruk), (8) terdapat banyak kerikil atau batuan di permukaan tanah, (9) salinitas atau kandungan Natrium  yang tinggi (pengaruhnya hebat), dan/atau (1) keadaan iklim yang kurang menguntungkan.
  
3. KOTA YOGYAKARTA

#Daerah ini memiliki tanah berjenis Regosol
#dan memeiliki  lereng yang tidak begitu curam berkisaran diantara 3 - 8 % atau kurang dari 8 % 
Tanah-tanah ini sesuai untuk penggunaan  tanaman semusim, tanaman rumput, padang penggembalaan, hutan produksi dan cagar alam
# .daerah ini memiliki intensitas hujan cukup ekstrem 2250 mm/ hari , 
#Kesimpulannya Kemampuan lahan tanah daerah ini (kota yogyakarta) termasuk kedalam kelas (II) .
Tanah-tanah dalam lahan kelas kemampuan II memiliki beberapa hambatan atau ancaman kerusakan yang mengurangi pilihan penggunaannya atau mengakibatkannya memerlukan tindakan konservasi yang sedang. Lahan kelas II memerlukan pengelolaan yang hati-hati, termasuk di dalamnya tindakan-tindakan konservasi untuk mencegah kerusakan atau memperbaiki hubungan air dan udara jika tanah diusahakan untuk pertanian tanaman semusim. Hambatan pada lahan kelas II sedikit, dan tindakan yang diperlukan mudah diterapkan. Tanah-tanah ini sesuai untuk penggunaan  tanaman semusim, tanaman rumput, padang penggembalaan, hutan produksi dan cagar alam.

Hambatan atau ancaman kerusakan pada lahan kelas II adalah salah satu atau kombinasi dari faktor berikut: (1) lereng yang landai atau berombak (>3 % – 8 %), (2) kepekaan erosi atau tingkat erosi sedang, (3) kedalaman efetif sedang (4) struktur tanah dan daya olah kurang baik, (5) salinitas sedikit sampai sedang atau terdapat garam Natrium yang mudah dihilangkan akan tetapi besar kemungkinabn timbul kembali, (6) kadang-kadang terkena banjir yang merusak, (7) kelebihan air dapat diperbaiki dengan drainase, akan tetapi tetap ada sebagai pembatas yang sedang tingkatannya, atau (8) keadaan iklim agak kurang sesuai bagi tanaman atau pengelolannya.
4. BANTUL

#Dimana derah ini memiliki sebagian jenis tanah  Kambisol dan sebagian lagi Latosol .
Tanah Kambisol 
Tanah dengan horisin kambik(ciri ciri sifat), atau epipedon umbrik atau molik. Tidak ada gejala-gejala hidromorfik (pengaruh air).
# Daerah bantul memiliki kecuraman lereng 
Yang tidak begitu curam kisaran antara 3 - 8 % .
#kesimpulannya Kemampuan tanah daerah ini termasuk kedalam kelas (II)

5.Gunung Kidul
# Tanah pada daerah ini berjenis Gromosol
tanah jenis grumusol merupakan tanah yang terbentuk dari batuan induk kapur dan tuffa vulkanik yang umumnya bersifat basa sehingga tidak ada aktivitas organik didalamnya. Hal inilah yang menjadikan tanah ini sangat miskin hara dan unsur organik lainnya. Sifat kapur itu sendiri yaitu dapat menyerap semua unsur hara di tanah sehingga kadar kapur yang btinggi dapat menjadi racun bagi tumbuhan.

Adapun karakteristiknya :
• bertekstur lempung
•Tekstur lapisan atas dan bawah berbeda 
•Tidak memiliki horizon eluviasi dan iluviasi (
•Koefisien pemuaian tinggi Karena memiliki sifat yang liat, maka pada tanah grumusol tidak terdapat lapisan yang berguna untuk tempat pencucian unsur-unsur tanah)
• kandungan organik rendah

Meskipun memiliki sifat dan karakteristik yang tidak begitu menguntungkan, tanah grumusol masih menyimpan prospek salah satunya untuk areal persawahan. Namun sebelumnya harus memperhatikan aspek-aspek pendukung seperti drainase yang baik dan jaringan irigasi yang memadai dengan tujuan untuk mengurangi dampak negatif dan kekurangan tanah grumusol ini.
# daerah ini memiliki kecuraman lereng yang lumayan curam namun tidak begitu ekstrem. Dengan kisaran 8 - 15 % .
# dengan curah hujan Kurang dari 1750 mm/hari (cocok untuk tanaman Juwawut (nama latin : setaria italica )
# kesimpulannya Kemampuan lahan tanah pada daerag ini termasuk kedalam kelas (III)
Tanah-tanah dalam kelas III mempunyai hambatan yang berat yang mengurangi pilihan pengunaan atau memerlukan tindakan konservasi khusus atau keduanya. Tanah-tanah dalam lahan kelas III mempunyai pembatas yang lebih berat dari tanah-tanah kelas II dan jika digunakan bagi tanaman yang memerlukan pengolahan tanah, tindakan konservasi yang diperlukan biasanya lebih sulit diterapkan dan dipelihara. Lahan kelas III dapat digunakan untuk tanaman semusim dan tanaman yang memerlukan pengolahan tanah, tanaman rumput, padang rumput, hutan produksi, hutan lindung dan suaka marga satwa.
Hambatan yang terdapat pada tanah dalam lahan kelas III  membatasi lama penggunaannya bagi tanaman semusim, waktu pengolahan, pilihan tanaman atau kombinasi pembatas-pembatas tersebut. Hambatan atau ancaman kerusakan mungkin disebabkan oleh salah satu  atau beberapa hal berikut: (1) lereng yang agak miring atau bergelombang (>8 – 15%), (2) kepekaan erosi agak tinggi sampai tinggi atau telah mengalami erosi sedang, (3) selama satu bulan setiap tahun dilanda banjir selama waktu lebih dari 24 jam, (4) lapisan bawah tanah yang permeabilitasnya agak cepat, (5) kedalamannya dangkal terhadap batuan, lapisan padas keras (hardpan), lapisan padas rapuh (fragipan) atau lapisan liat padat (claypan) yang membatasi perakaran dan kapasitas simpanan air, (6) terlalu basah  atau masih terus jenuh air setelah didrainase, (7) kapasitas menahan air rendah, (8) salinitas atau kandungan natrium sedang, (9) kerikil dan batuan di permukaan sedang, atau (1) hambatan iklim yang agak besar.

*Begitulah Deskripsi mengenai daerah daerah yang telah di tuliskan diatas, penulis menulis artikel ini bertujuan untuk memenuhi tugas gegorapi kelas 12, dan penulis harapakan artikel ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Terima Kasih

Komentar

Postingan Populer